Jumat, 02 Desember 2016

 9 Tempat Wisata Bersejarah di Yogyakarta


1. Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Hingga hari ini kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan. Rumah tangga istananya pun masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi kesultanan. Keraton Yogyakarta ini mulai dibangun pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I. Bahkan, kepala arsitek Keraton Yogyakarta adalah Sultan Hamengkuwono I. Dari segi bangunan, Keraton Yogyakarta ini merupakan salah satu contoh arsitektur jawa yang terbaik, dengan balairung mewah, lapangan, dan paviliun yang luas.

2. Loji

Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg
Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius Loji Kecil
Gereja Katolik St Fransiskus Xaverius Loji Kecil
Loji merupakan gedung besar atau benteng peninggalan masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sampai hari ini beberapa loji masih bisa dinikmati keindahannya. Loji tertua di Yogyakarta adalah Benteng Vredeburg. Benteng Vredeburg atau Loji Gede atau Loji Besar dibangun pada tahun 1776-1778. Benteng Vredeburg ini dibangun untuk mengawasi gerak-gerik Keraton pada masa itu. Dari Benteng Vredeburg, Anda bisa menyebrang ke Loji Kebon yang dibangun pada tahun 1824. Loji Kebon ini pernah menjadi Istana Kepresidenan saat ibu kota Indonesia dipindah ke Yogyakarta pada tahun 1946. Lalu ada juga Loji Kecil di mana terdapat Gereja Fransiskus Xaverius Loji Kecil. Ada juga Loji Setan yang dikenal angker.

3. Stasiun Tugu

Stasiun Tugu Yogyakarta
Stasiun Tugu Yogyakarta
Monumen Stasiun Tugu
Monumen Stasiun Tugu
Tempat bersejarah di Yogyakarta yang berikutnya adalah Stasiun Tugu. Stasiun Tugu merupakan stasiun terbesar di Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1887. Berada di Stasiun Tugu akan membuat Anda merasa sedang berkelana ke masa lalu, yaitu ke masa kolonial belanda. Pada awalnya, stasiun ini berfungsi untuk transportasi penumpang dan hasil bumi di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Stasiun Tugu yang memiliki arsitektur unik itu kini menjadi pintu gerbang bagi para wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta dengan naik kereta api.

4. Masjid Kotagede

Masjid Kotagede
Masjid Kotagede
Masjid Kotagede merupakan masjid tertua di Yogyakarta. Masjid yang dibangun pada tahun 1640 ini berlokasi di selatan kawasan pasar Kotagede, di Jalan Watu Gilang, Kotagede, Yogyakarta. Sebelum memasuki kompleks masjid, pengunjung akan menjumpai pohon beringin yang konon sudah berusia ratusan tahun. Penduduk setempat menamai pohon tersebut Wringin Sepuh dan menganggap beringin ini membawa berkah. Bangunan inti Masjid Kotagede ini merupakan bangunan jawa berbentuk limasan. Di masjid ini, Anda juga dapat menjumpai bedug yang usianya ratusan tahun. Ada juga mimbar kayu berukiran indah hadiah dari adipati Palembang untuk Sultan Agung. Sampai hari ini, Masjid Kotagede masih menjadi tempat ibadah warga di sana.

5. Kampung Pecinan Ketandan

Pecinan Ketandan
Pecinan Ketandan
Sehabis Anda berbelanja di Malioboro, jangan terburu-buru pergi. Namun, lanjutkanlah perjalanan Anda ke arah selatan Malioboro. Nanti, Anda akan menemukan Kampung Pecinan Ketandan. Kampung Pecinan ini sudah ada sejak jaman Belanda. Di Kampung Pecinan Petandan ini, Anda dapat menikmati pemandangan arsitektur tionghoa dengan berbagai ornamen tionghoanya. Anda dapat menjumpai Toko Obat Bah Gemuk yang menjual aneka obat tradisional China. Jangan lupa pula untuk mengunjungi Toko Roti DJoen yang menjadi kebanggaan warga Jogja sejak abad lalu. Anda juga dapat menemukan kios-kios yang menjual aneka makanan Cina. Sejak tahun 2006, menjelang Tahun Baru Imlek, masyarakat Kampung Ketandan akan mengadakan festival Pekan Budaya Tionghoa.

6. Pabrik Gula Madukismo

Kereta Uap Pabrik Gula Madukismo
Kereta Uap Pabrik Gula Madukismo
Agrowisata Madukismo
Agrowisata Madukismo
Pabrik Gula Madukismo berada di Kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, KabupatenBantul. Saat berkunjung ke satu-satunya pabrik gula dan alcohol/spiritus di DIY ini, Anda akan disambut suasana era industri. Pabrik Gula Madukismo menempati sebuah bangunan tua dengan halaman luas, mesin-mesin kuno, dan rel-rel kereta yang menjadi jalur bagi kereta pengangkut tebu. Saat berkunjung ke salah satu tempat bersejarah di Yogyakarta ini, Anda bisa mengambil Paket Agrowisata Madukismo – jangan lupa untuk mendaftar sebelumnya karena paket wisata ini tak tersedia setiap saat. Di agrowisata ini, Anda akan dijelaskan mengenai proses pembuatan gula dari tebu dan spiritus hasil samping produksi gula. Anda juga dapat naik kereta api tua melintasi rel-rel tua dan perkebunan di sekitar pabrik.

7. Kotabaru

antonius padua kotabaru
Anda yang merupakan penikmat wisata kota tua wajib mengunjungi Kotabaru saat sedang berlibur di Yogyakarta. Kotabaru berlokasi di kawasan timur laut Malioboro, di seberang timur Sungai Code. Kotabaru atau yang dulunya disebut Nieuwe Wijk adalah sebuah kawasan hunian alternative orang Belanda akibat semakin padatnya kawasan Loji Kecil. Kawasan Kotabaru ini mulai berkembang sejak tahun 1920. Kotabaru ini memiliki tata letak yang serupa dengan kota-kota di Belanda umumnya, dengan konsep garden city, boulevard dan ruas jalan yang lebar. Di Kotabaru, Anda dapat menikmati keindahan bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur Eropa, seperti Gereja Santo Antonius Kotabaru, Gedung Bimo, dan Gedung Kolese Santo Ignatius. Saat ini di kawasan Kotabaru Anda dapat menjumpai berbagai café dan galeri seni.

8. Taman Sari Yogyakarta

gerbang Taman Sari
Gerbang Taman Sari
Taman Sari Yogyakarta - Umbul Pasiraman 2
Umbul Pasiraman – Taman Sari
Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta merupakan situs kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Taman Sari ini merupakan istana yang dikelilingi danau buatan dengan wewangian dari bunga-bunga di pulau buatan di sekitarnya. Taman Sari ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I sebagai tanda penghormatan kepada istri-istri sultan yang membantu selama masa peperangan. Di Taman Sari, Anda dapat melihat kolam pemandian yang digunakaSebelum berkembang menjadi pemukiman Indisch, Bintaran dikenal sebagai tempat berdirinya Ndalem Mandara Giri, kediaman Bendara Pangeran Haryo Bintoro, salah satu trah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Perkembangan Bintaran sebagai pemukiman Indische diperkirakan dimulai tahun 1930an ditandai pembangunan rumah, fasilitas seperti gereja dan bahkan penjara. Umumnya, orang Belanda yang bermukim di Bintaran adalah yang bekerja sebagai opsir dan pegawai pabrik gula.n oleh para putri raja (Umbul Kawitan), untuk para selir (Umbul Pamuncar), dan kolam untuk raja (Umbul Panguras). Anda juga dapat menaiki sebuah menara tempat pribadi sultan. Dari atas menara itu, Anda dapat menikmati pemandangan Taman Sari dengan kolam-kolamnya dan bunga-bunganya yang indah. Ada juga Gedung Kenongo yang merupakan gedung tertinggi di Taman Sari. Dari Gedung Kenongo, Anda dapat menikmati pesona matahari terbenam.

9. Bintaran

Gereja Bintaran Jogjakarta
Gereja Bintaran Jogjakarta
museum biologi
Museum Biologi
Sama seperti Kotabaru, Bintaran pun menjadi tempat hunian bagi orang-orang Belanda setelah Loji Kecil tak lagi memadai untuk ditinggali. Sebelum enjadi pemukiman Indisch, Bintaran dikenal sebagai tempat berdirinya Ndalem Mandara Giri, kediaman Bendara Pangeran Haryo Bintoro, salah satu trah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kawasan Bintaran mulai menjadi pemukiman Indische pada tahun 1930an. Orang Belanda yang tinggal di kawasan Bintaran ini umumnya bekerja sebagai opsir dan pegawai pabrik gula. Di Bintaran, Anda dapat melihat bangunan-bangunan berarsitektur khas Eropa dengan ciri khas bangunannya memiliki banyak pilar, daun pintu luar berbentuk krepyak, dan halaman yang luas. Beberapa bangunan yang bisa Anda kunjungi di Bintaran adalah Ndalem Mandara Giri yang memiliki arsitektur perpaduan Jawa dan Belanda. Juga ada Gedung Sasmitaloka Jenderal Sudirman, Museum Biologi, dan Gereja Bintaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar