Keunikan 6 Desa Wisata di Bali
1. Desa Penglipuran
Desa Penglipuran mendapatkan penghargaan Kalpataru tahun 1995 karena dianggap mampu menyelamatkan vegetasi di sekitar desa yang puluhan hektar luasnya. Bahkan saat ini Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih ke-3 di dunia. Lingkungannya bebas sampah dan bahkan tak ada kendaraan yang boleh masuk ke desa ini, kecuali kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda. Tak heran kalau udara di sini sangat segar dan minim polusi.
Desa Penglipuran (sumber foto: ndongong.blogspot.co.id)
Desa Penglipuran yang berada di wilayah Kabupaten Bangli ini menjadi salah satu tempat favorit wisatawan mancanegara karena tempatnya yang bersih, indah, dan kearifan budayanya yang sangat terjaga. Berjarak sekitar 45 km dari Denpasar, banyak hal seru yang bisa dilakukan di sini, mulai dari belajar kebudayaan Bali tempo dulu, belajar tari Bali, dan berbaur dengan masyarakat sekitar. Uniknya lagi, rumah-rumah penduduk di Desa Penglipuran ditata secara apik dan rapi. Setiap petak pekarangan rumah di desa ini memiliki luas yang sama dan jenis bangunannya pun hampir sama. Di setiap rumah selalu ada pura kecil untuk tempat sembahyang dan balai untuk menyambut tamu atau wisatawan yang singgah. Keramahan penduduknya membuat siapa pun betah berkunjung ke desa wisata di Bali yang eksotik ini.
2. Desa Trunyan
Desa Trunyan merupakan desa wisata di Bali yang unik. Lokasinya di tepi Danau Batur, Kintamani. Di desa ini, orang yang meninggal bukannya dikubur atau dibakar layaknya upacara Ngaben, melainkan dibiarkan di atas tanah dan hanya ditutupi ancak saji atau kurungan bambu. Anehnya, tak tercium bau bangkai di sini padahal tengkorak dan tulang belulang berserakan. Ternyata tidak adanya bau busuk ini karena sebuah pohon yang mengelurkan aroma harum yang oleh masyarakat sekitar disebut “Taru Menyan”. Pohon tersebut rupanya hanya dapat tumbuh di Desa Trunyan, padahal warga telah mencoba menanamnya di daerah lain.
Desa Trunyan (sumber foto: miner8.com)
Tradisi membiarkan jenazah tanpa dikubur ini benar-benar nyata ada di Bali, dan sudah jadi tradisi semenjak ratusan tahun lalu. Namun, tidak semua jenazah diperlakukan demikian karena harus jenazah yang masih utuh, meninggal secara wajar, dan sudah menikah. Jumlah jenazah yang ditutup ancak saji hanya berjumlah 11. Konon, jika lebih dari itu, maka jenazah akan mengeluarkan bau. Bila ada jenazah yang baru, maka satu jenazah yang paling lama akan dipindahkan dan dikumpulkan dekat akar pohon.
3. Desa Tenganan
Desa Tenganan terletak di Kabupaten Karangasem, dekat pantai Candi Dasa. Keunikan dari desa wisata di Bali ini adalah masyarakat setempat sangat ketat dalam melindungi dan melestarikan hutan adat. Masyarakatnya memiliki awig-awig (hukum adat) yang mengatur pelestarian hutan, salah satunya peraturan mengenai larangan menebang pohon. Tak heran alam di sini masih sangat asri.
Desa Tenganan (sumber foto: balimediainfo.com)
Desa Tenganan terkenal sebagai objek wisata budaya yang sangat menarik di kalangan wisatawan mancanegara. Penduduknya pun sudah terbiasa berbaur dan berinteraksi langsung dengan para wisatawan dan dengan senang hati menjelaskan tradisi dan budaya leluhur yang mereka junjung tinggi. Selain itu, banyak penduduk Desa Tenganan yang merupakan seniman. Umumnya, mereka membuat kerajinan bambu, membuat lukisan, dan menenun kain gringsing, kain Bali legendaris yang hanya dibuat di Desa Tenganan.
4. Desa Nyuh Kuning
Ketika Kuta dan Legian terlalu ramai, Anda bisa melangkahkan kaki mengunjungi
Ubud. Anda pun bisa mengunjungi Desa Nyuh Kuning, yaitu sebuah desa di kawasan Ubud di mana Anda bisa melihat bagaimana masyarakat Bali menjunjung tinggi tradisi dan budaya leluhurnya. Desa wisata di Bali ini tak goyah dengan terpaan modernisasi pariwisata Bali. Hal ini membuat alam dan budayanya masih terjaga. Ditambah keramahan penduduknya membuat banyak wisatawan betah berlama-lama di desa ini.
Desa Nyuh Kuning
Untuk menikmati keindahan alam pedesaan khas Desa Nyuh Kuning, Anda bisa menyewa sepeda untuk menelusuri jalan-jalan desa, atau jalan kaki menjelajah pematang sawah. Di sini pun Anda bisa belajar berbagai kesenian tradisional Bali, seperti seni tari, seni lukis, dan seni patung. Karena dikembangkan sebagai desa wisata, di sekitar desa banyak penginapan atau Anda pun bisa menginap di rumah penduduk. Nuansanya tentu akan beda dan menyenangkan karena bisa berbaur langsung dengan penduduk lokal. Desa Nyuh Kuning terletak di belakang
Sacred Monkey Forest, tak heran kalau sesekali akan terlihat kera yang lalu lalang, dan ini menjadi salah satu pemandangan khas di desa wisata ini.
5. Desa Batubulan
Pecinta seni wajib mengunjungi Desa Batubulan saat di Bali. Desa ini merupakan bagian dari Kabupaten Gianyar yang terkenal sebagai salah satu surganya seni di Bali. Desa Batubulan sendiri memiliki pusat-pusat kesenian patung dan ukiran yang terkenal di Bali. Tak hanya ukiran batu, di Desa Batubulan juga banyak pengrajin ukiran kayu dan bambu. Hasil karya pengrajin bahkan telah diekspor ke berbagai negara. Di sini pun ada pusat batik Bali Cap Galuh yang terkenal sebagai salah satu
oleh-oleh favorit khas Bali. Sebagai desa wisata Bali yang mencolok di bidang seni, tiap harinya di Desa Batubulan diselenggarakan aneka pertunjukan tari Bali, yaitu Tari Barong, Tari Kecak, dan Tari Legong.
Seni patung Desa Batubulan (sumber foto ydcbalitour.com)
Tak hanya sekedar melihat karya seni seniman Bali, Anda juga tentunya bisa belajar langsung dan menggali lebih dalam mengenai seluk beluk kesenian tradisional Bali yang masih lestari hingga kini. Hanya butuh 10 km jarak tempuh dari Denpasar menuju Desa Batubulan. Karena berada di jalur pariwisata Ubud – Kintamani, banyak agen perjalanan yang memasukkan agenda wisata ke Desa Batubulan sebagai bagian dari paket perjalanan Ubud – Kintamani.
6. Desa Pelaga
Selain memiliki desa adat dan seni, Bali juga memiliki desa wisata untuk tujuan agrowisata. Salah satunya adalah Desa Pelaga, yang terletak di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Kawasan agrowisata Desa Pelaga ini dinamai Bagus Agro Pelaga, yang lokasinya berada di kawasan Gunung Catur (Puncak Mangu). Pengunjung akan dimanjakan sejuknya udara pegunungan dan pemandangan hijau yang membuat mata terpukau.
Bagus Agro Pelaga (Instagram @bagusagropelaga)
Terdapat berbagai macam bunga serta buah dan sayuran yang ditanam secara organik. Selain itu, di sini juga terdapat area peternakan dan budidaya ikan. Serunya, pengunjung bisa menjelajah area dengan jalan kaki, bicycle trekking, ataupun dengan mobil buggy. Tersedia juga villa dan area khusus untuk berkemah. Karena suasana alamnya sangat menentramkan, Desa Pelaga juga kerap jadi pilihan banyak turis mancanegara untuk bermeditasi ataupun yoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar